Sabtu, 24 September 2011

Best Writer ( Ririe Rachmania )

Det-con always has amazing wall-magazine and in fact, behind the wall-magazine, there are many amazing people too. One of them is Andik Hermanto, one of MA Miftahul Jannah Probolinggo’s 3D team. He has been in SSCC since 9 November. He could though until now with 200.000! His mother is a servant, but he is a smart boy. He got scholarship from Probolinggo’s government. He really hopes, he can get one thropy from DetEksi-con 2k9

Det-con selalu melahirkan karya-karya yang luar biasa. Dan di balik karya yang luar biasa tersebut pasti ada orang yang luar biasa. Salah satunya, Andik Hermanto, tim mading 3D MA Miftahul Jannah Probolinggo. Jauh-jauh dari Probolinggo, Andik dkk ingin berpartisipasi dalam hiruk-pikuk DeEksi-con 2k9
Andik dan kedua temannya sudah berada di SSCC Supermal sejak tanggal 9 November untuk mengumpulkan mading dan menungguinya. Ia sama sekali tidak pulang ke Probolinggo. Dengan bekal Rp.200.000, Andik dan teman-temannya masih bisa bertahan. “Nggak percaya? Duitku sekarang (21/11) masih tinggal segini…” ia menunjukkan 3 lembar 50ribuan. Tim mading Mifahul Jannah sepertinya memang sudah biasa hidup mandiri. “Jangan kira, kita nginep di kos-kosan. Kita nginep di mushola basement. Untuk makan, kita ngumpulin koran yang di SSCC untuk dikiloin bisa sampai 40ribu” kata Andik menjelaskan.
Andik sendiri adalah salah satu siswa kelas 2 di MA Miftahul Jannah Probolinggo. Ia sudah terbiasa hidup mandiri bahkan susah, mengingat Bapaknya sudah meninggal sejak ia kecil dan Ibunya hanya seorang pembantu rumah tangga di Situbondo. Ia memang sudah terbiasa, tidak bertemu dengan Ibunya, tapi ada satu hal yang tidak bisa dihilangkan. “Saya, terbiasa minum cucian air kaki ibu saya, setiap malam. Saya berangkat ke rumah majikan ibu seminggu sekali, untuk meminta air itu. Disini, saya lupa bawa, jadinya nggak enak kalo ngga minum air itu” ungkapnya.
Ia bukan siswa sembarangan. Walaupun ibunya hanya seorang pembantu, ia menjadi salah satu siswa yang mendapat beasiswa dari pemerintah Probolinggo. “Saya waktu MTS masuk 10 besar se-kabupaten, makanya saya sekolah di MA nggak bayar. Nanti kuliah, saya juga dijamin sama pemerintah. Saya mau kuliah di Malang” Ujarnya. Sejak MTS, dia sudah membayar sekolah sendiri. Dia mencari pekerjaan kecil-kecilan dan hasilnya ditabung. Bahkan, sekarang ia menjadi pengajar komputer untuk anak-anak kecil dari rumah ke rumah.
Jika memperhatikan sekilas, tidak ada hal yang menarik dari dirinya. Tapi, jika dilihat secara seksama berapa jari di tangan kirinya, akan terhitung jarinya yang hanya 4 buah. Dia menjelaskan bahwa, sejak lahir ia memang hanya punya 4 jari di tangan kirinya, bahkan ia dulu waktu kecil hanya sebesar toples. Tapi ternyata, ia menjadi anak yang paling baik di keluarganya. Ia anak ketiga dari 3 bersaudara, dan hanya Andik yang bisa sekolah sampai MA (setara dengan SMA). “Kakak-kakak saya, ngga bener. Ngga mau sekolah. Cuma saya yang bisa gini. Ini semua berkat doa dari Ibu saya”
Andik pun berencana akan memberikan uang tabungannya kepada ibunya setelah acara Det-con 2k9 selesai. Dia sangat berharap madingnya dapat salah satu thropy yang ada di Det-con. “Kalau dihitung, tabunganku sekarang di bank ada 5juta, rencananya setelah mading, mau tak kasi ke Ibuku. Semoga madingku juga mendapat thropy, ya, buat tambahan tabungan juga” ujarnya dengan tersenyum.

Minggu, 18 September 2011

Deteksi Island MA.Miftahul Jannah Probolinggo

Waktu pengumuman tema untuk Det con 2k9 yaitu Where Do We Go From Here,Azrul Ananda mengajak kita untuk memikirkan masa depan,mau berbuat apa,menciptakan apa,yang pasti kita bebas menentukan arah mana yang kita tuju di masa yang akan datang.
Dari tema tersebut,kami mempunyai inspirasi untuk membuat judul mading 3 Dimensi yaitu DETEKSI ISLAND dengan harapan kedepan dapat terwujud suatu pulau impian guna menampung remaja berprestasi seluruh Indonesia.Hal ini bagi kebanyakan orang boleh dibilang adalah cita - cita atau harapan yang tak mungkin terealisasikan bahkan ada yang menyebutnya GILA,bagi kami GILA YANG BENAR.Bolehlah harapan kita gantung setinggi langit,untuk mencapainya memang butuh kerja keras,setidaknya kita sudah punya mimpi,dan mimpi itu tak mungkin dapat diraih hanya dengan duduk manis serta Bim Salabim...( Sulap mode ; on ) heeee....eeeeee sudah barang tentu dengan kerja keras dan keinginan kuat untuk merealisasikan.
Akhirnya kami mengucapkan selamat bermimpi,dan jadikan mimpi kita bukan sekedar bualan,angan tapi pijakan bagi kita untuk melangkah meraih kesuksesan.Ants09

STATUE OF DETEKSI


Berawal dari keinginan untuk memikirkan masa depan kita semua,mading 3 Dimensi MA.Miftahul Jannah sesuai tema di ajang Axis Deteksi Con 2k9 WHERE DO WE GO FROM HERE  kami membuat miniatur Patung Liberty atau lebih dikenal dengan nama Statue Of Liberty dalam sebuah pulau impian,namun dengan mengubahnya menjadi Statue Of  Liberty menjadi Statue Deteksi.
Ketika Azrul Ananda berkunjung ke mading MA.Miftahul Jannah meminta untuk dibuatkan seperti patung Liberty untuk diletakkan di ruang kerjanya,hal ini kami respon dengan antusias sekali sehinnga terciptalah Statue Of Detesi yang kami buat selama 2 hari dengan menggunakan bahan stereo form dibantu oleh Eks Mading yaitu Bahri,Anam,dan Basri.
Permintaan dari Azrul Ananda merupakan kepuasan tersendiri bagi kami,karena telah mendapat suatu kepercayaan dari seorang yang telah membawa kita semua untuk lebih mengerti,berkresi,dan lainnya lewat ajang Axis deteksi Con 2k9.Semoga sukses selalu.ants09

DETEKSI ISLAND,Mading 3D MA.Miftahul Jannah



Mading MA.Miftahul jannah Probolinggo yaitu 3 Dimensi berjudul " DETEKSI ISLAND " dan Mading Gerak " SAVE OUR CULTURE " meraih Medali Emas dan Perak diajang Axis Deteksi Con 2k9.Hal ini merupakan hadiah terindah dan membanggakan bagi saya sebagai pembina ekstra Jurnalist khususnya dan sekolah pada umumnya.Selama ini kami tidak menyangka akan meraih medali emas,minimal dapat medali perunggu adalah suatu yang cukup baik.

Ririe Rachmania "Sekelumit tentang ANDIK HERMANTO"MA.MJ

Juara SMA terlihat lebih tenang saat diumumkan jadi pemenang. “Wah, Australia!” seru Ririe Rachmania asal SMAN 2 Surabaya tanpa bisa menyembunyikan kegembiraan. Ririe memang mendapatkan kegembiraan dobel. Sebab, selain Best Writer, timnya berhasil meraih First Place.
“Rasanya kayak mimpi aku bisa berangkat ke Aussie. Target awal aku dan Adit (Aditya Budhi, fotografer SMAN 2 Surabaya, Red) cuma masuk lima besar. Eh, malah juara 1 dan aku berangkat ke Australia,” papar ketua ekskul jurnalistik di sekolahnya tersebut.
Ririe menang lewat naskah berjudul Anak Pembantu yang Mendapatkan Beasiswa. Naskah yang bercerita tentang perjuangan salah seorang anggota tim mading asal MA Miftahul Jannah Probolinggo itu tidak didapatkan Ririe dengan mudah. “Aku memang ngincer cerita-cerita unik dari peserta luar kota. Tapi, anak-anak Miftahul Jannah itu tertutup. Susah mengulik cerita mereka. Bikin aku makin penasaran,” tuturnya.
Ririe lalu menunggu saat yang tepat. “Pas final band semua lari ke panggung, aku malah ke mading mereka buat nyari cerita. Kebetulan cuma ada satu anak, si Andik Hermanto yang kisah pribadinya menarik buat ditulis,” terang Ririe.
Bagi Claudia Priscillia, itu merupakan kali ketiga dirinya berangkat ke luar negeri berkat kompetisi jurnalis yang diadakan DetEksi Jawa Pos. Pada 2007, Claudia berangkat ke Singapura setelah sukses membawa SMP Petra 1 Surabaya menjadi juara jurnalis DBL. Tahun lalu, Claudia berangkat ke Perth setelah memboyong predikat Best Photographer di DetEksi-Con 2k8.
“Senang! Aku dikasih kesempatan berangkat lagi. Tahun lalu seminggu, tahun ini malah dua minggu. Padahal, aku menjagokan fotografer SMAN 2 Surabaya. Puji Tuhan, aku yang menang. Yang jelas, setiap ikut kompetisi, aku selalu niat berjuang sampai nothok,” papar Claudia.
Empat jurnalis terpilih yang mendapatkan hadiah dua minggu homestay tersebut tinggal menunggu jadwal berangkat ke Perth, Australia, tahun depan. Karya seluruh peserta Journalist Blog Competition bisa dilihat di www.deteksiblog.com.